Senin, 03 Januari 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)



KONSEP DASAR
A.     KONSEP MEDIS
1.      Definisi Penyakit Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang Energi Protein ialah keadaaan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). (Dep. Kes. RI 1999)
Kurang Energi Protein ialah suatu sindroma penyakit gizi yang disebabkan oleh defisiensi zat-zat makanan atau nutrien terutama protein dan kalori (Nazrudin, 1998).
Kurang Energi Protein ialah seseorang yang kekurangan gizi yang di sebabkan oleh kurangnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari atau gangguan penyakit tertentu. (Suparisa, 2000)
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa Kurang Energi Protein ialah keadaaan seseorang yang kekurangan gizi disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari atau gangguan penyakit tertentu atau oleh defisiensi zat-zat makanan dan nutrien sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Klasifikasi Kurang Energi Protein menurut Dep. Kes RI 1999 :
a)      KEP Ringan ; bila hasil penimbangan berat badan pada KMS pada pita kuning.
b)      KEP Sedang ; bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak dibawah garis merah
c)      KEP Berat (gizi buruk) ; bila hasil penimbangan BB/U < 60 % baku median WHO-NCHS. Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat/gizi buruk dan KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP berat/ gizi buruk digunakan tabel BB/U median WHO-NHCS.


2.      Etiologi
Faktor - faktor yang dapat menyebabkan Kurang Energi Protein menurut Nazirudin, 1999 adalah sebagai berikut :
a)      Sosial ekonomi yang rendah
b)      Sukar atau mahalnya makanan yang baik
c)      Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai gizi yang baik
d)      Kepercayaan dan kebiasaan yang salah terhadap makanan
e)      Faktor infeksi pada anak

3.      Patofisiologi
Asupan energi protein yang di peroleh dari makanan kurang, padahal untuk kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energi yang di dapat dari konsumsi makanan yang cukup, karena asupan makanan yang kurang maka untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh menggunakan cadangan protein dalam tubuh. (Suparisa, 2002).
Kekurangan energi protein dalam tubuh akan menimbulkan kekurangan berbagai asam amino esensial yang di butuhkan untuk sintesis, oleh karena itu dalam diid Kurang Energi Protein harus terdapat cukup karbohidrat sehingga produksi insulin dapat meningkat, dan sebagian asam amino didalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan bertambah dan disalurkan ke otot. (Berhhman, 1999)
Berkurangnya asam amino dalam serum merupakan penyebab kurangnya pembentukan albumin oleh hepar, sehingga timbul edema  perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan lipoprotein beta sehingga transport dari hati ke depot lemak juga terganggu dan akhirnya terjadi akumulasi lemak di hepar. (Berhham, 1999)
4.      Manifestasi Klinik
Menurut Ngastiyah, 1997 penderita Kurang Energi Protein akan memberikan gambaran klinik berupa :
a)      Pertumbuhan yang terganggu berupa berat badan dan tinggi badan kurang dari normal
b)      Perubahan mental berupa cengeng dan apatis
c)      Adanya oedem ringan atau berat karena penurunan protein plasma
d)      Jaringan lemak dibawah kulit menggilang, kulit keriput dan tonus otot turun
e)      Kulit bersisik dan hiperpigmentasi
f)        Crazy Pavament Permotaris (bercak-bercak putih dan merah muda dengan tepi hitam)
g)      Pembesaran hati (Hepatomegali)

5.      Pemeriksaan Lab
Menurut Berhham, 1999 untuk pemeriksaan laboratorium pada Kurang Energi Protein maka akan ditemukan hal sebagai berikut :
a)      Penurunan kadar albumin, kolesterol dan glukosa dalam serum
b)      Kadar globumin normal atau meningkat
c)      Adanya anemia hipokronik/normokronik
d)      Biopsi hati adanya perlemakan

6.      Penetalaksanaan
Penatalaksanaan Kurang Energi Protein menurut Lab. UPF, 1994 adalah sebagai berikut:
a)      Bila ada dehidrasi maka atasi dulu
b)      Pemberian diid (tinggi kalori tinggi protein)
c)      Pemberian makanan tambahan berupa formula yang mudah di cerna, murh, pekat kalori, protein medisco I,II,III memenuhi syarat-syarat tersebut.
d)      Bila ada intoleransi, mulailah dengan sub sistem yang di encerkan (2-5, 5-7,5) + glukosa 5 % di susul dengan medisco ½, I, II, III.
e)      Vitamin A 100000-200000 KI IM 1 kali
f)        Bila perlu beri tranfusi sel darah merah padat (PRC) atau plasma
g)      Pengobatan penyakit penyerta/penyebab, bila lemah ada hipotermi, hipotensi dan gangguan pembekuan darah, ada kemungkinan infeksi kuman gram negatif serta endotoksemia.
h)      Terapi : gestamin 1-7.5 mg/kg perhari di bagi 2 kali atau amikasin 15 mg/kg/hari dibagi 3 kali
i)        Penyuluhan ibu disertai demontrasi cara pemberian makanan pada Kurang Energi Protein
j)        Kontrol di layanan kesehatan terdekat

B.     Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Dalam menggunakan konsep asuhan keperawatan keluarga penulis menggunakan pendekatan yang sistemik yaitu dengan menggunkan keperawatan kesehatan keluarga. Pendekatan ini digunakan dalam rangka mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga dengan sehar sebagai tujuan memalui perawatan sebagai sasaranya. Langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga yang dilakukan penulis pada keluarga Tn. I adalah diwali dengan pengkajian, penemuan diagnosa keperawatan keluarga, intervensi sampai dengan teknik evaluasi.
1.      Pengkajian
Dalam pengkajian ini penulis menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut Friedman (1998), pada keluarga dengan penyakit Kurang Energi Protein pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaaan keluarga memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang menggunakan sistem terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya, menurut Friedman 1998 pengkajian terdiri dari 6 kategori yang luas, yaitu :
a.       Data Identitas
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, komposisi keluarga termasuk tanggal lahir atau umur dari setiap anggota keluarga, tipe perkembangan keluarga, latar belakang budaya , kebiasaan makan keluarga, identifikasi relegius, kegiatan-kegiatan keagamaan keluarga, status ekonomi keluarga, siapa yang enghidupi keluarga dan kebiasaan keluarga
b.      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini yang dihadapi dan sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan saat ini. Riwayat keluarga, terutama riwayat kesehatan, apakah ada riwayat penyakit keturunan pada keluarga.
c.       Data Lingkungan
Keadaaan umum keberihan dan sanitasi lingkungan sekitar apakah menunjang kesehatan, pembuangan sampah, WC keluarga, sumber air minum, penataan perabot rumah, sert pemcahayaan ruangan dalam keluarga juga pertukaran udara dalam rumah yang dapat menimbulkan infeksi pada kurang gizi, sudah berapa lama keluarga tinggal ditempat tersebut, apakah anggapan keluarga sekitar dan tipe komunitas sekitar kota atau desa. Dan sasaran serta prasarana yang tersedia apakah dapat terjangkau oleh keluarga serta keadaan hubungan keluarga dengan komunitas sekitar.
d.      Struktur Keluarga
Pola komunikasi yang biasa dilakukan dalam keluarga, struktur pembuatan keputusan dalam keluarga, siapa yang mengambil keputusan terakhir dalam keluarga serta struktur peranyang digunakan dalm keluarga apakah terlaksana semua atau tidak.
e.       Fungsi Keluarga
1)      Fungsi afektif : apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu lain, apakah mereka memberikan perhatian satu sama lain dan bagaimana mereka saling mendukung satu sama lainnya dalam tahap menjelang tua.
2)      Fungsi sosialisasi : siapa yang menerima tanggung jawabb untuk peran sosialisai, serta dalam hal interaksi dengan lingkungan sekitarnya serta keyakinan-keyakinan yang ada dalam keluarga.
3)      Fungsi perawatan kesehatan : keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga terhadap kesehatan. Definisi keluarga tentang sehat-sakit serta tingkat pengetahuan mereka. Apakah keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga menderita KEP, penyebab dari KEP pada salah satu anggota keluarga, apa yang sudah dilakukan selama sakit yang dialami oleh anggota keluarga, apakah ada kebiaasaan penggunaan obat yang dilakukan oleh keluarga dalam mengatasi sakit yang diderita, serta kebiasaan yang biasa dilakukan oleh keluarga sehingga menyebabkan timbulnya gejala yang dirasakan saat ini. Peran keluarga dalam perawatan diri : apa yang keluarga lakukan untuk mengatasi masalah, serta siapa yang berperan dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang terjadi terutama mengenai masalah kesehatan yang sekarang terjadi dalamkeluarga.
4)      Praktik lingkungan : apakah keluarga mengetahui cara praktik kebersihan dan hiegiene keluarga, apakah keluarga mengetahui kebersihan dan sanitasi yang kotor dan lembab dapat mempengaruhi kerentanan anggota keluarga yang menderita KEP terhadap infeksi.
5)      Penyakit keluarga : apakah keluarga mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti DM, hipertensi maupun penyakit keturunan lainnya. Serta bagaimana persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan.
f.        Koping Keluarga
Stersor jangka pendek dan penjang yang dialami oleh keluarga, seperti adanya salah satu anggota keluarga yang menderita KEP. Bagaimana kemampuan keluarga berespon berdasarkan penilaian objektif tehadap situasi yang menimbulkan stress. Penggunaan strategi koping yang biasa dilakukan dalam keluarga.
g.       Pemeriksaan Fisik
Pengkajian terhadap perubahan fisik yang ada kaitanya dengan KEP meliputi ; umur, BB, lingkar kepala, lingkar lengan atas, tinggi badan, turgor kulir, rambut apakah mudah dicabut atau tidak, konjungtiva anemi atau tidak, apatis atau tidak, cengeng atau tidak, ekstremitas edem atau tidak.

2.      Diagnosa Keperawatan
Menurut friedman, 1998 diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan dari diagnosa keperawatan terhadap sistem-sistem keluarga dan merupakan hasil dari pengkajian terhadap perawatan dan didalamnya termasuk masalah aktual dan potensial digunakan untuk memproyeksikan hasil, merencanakan, mengintervensi dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.

3.      Eveluasi
Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap melakukan tindakan keperawatan, dan klien menyatakan respon dari tindakan tersebut. Setelah menyimpulkan respon klien yang diperoleh berhasil atau tidak, dan memperbaharui rencana asuhan keperawatanj yang selanjutnya (Friedman, 1998).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional :
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi., O : adalah hal-hal yang di temui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi, A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosa, dan P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga  pada tahap evaluasi.

4.      Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga
a.       Masalah kesehatan 1 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
Tujuan umum : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Tujuan khusus :
1)      Keluarga mampu dan mengenal masalah kurang energi protein beserta tanda-tanda dan akibatnya.
Intervensi :
v     Memberikan informasi tentang pengertian, tanda-tanda dan akibat dari kurang energi protein
v     Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
v     Dorong sikap emosi yang sehat menghadapi masalah kurang energi protein
2)      Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mencegah akibat kurang energi protein
Intervensi :
v     Identifikasi konsekuwensi bila tidak melakukan tindakan untuk mengatasi masalah kurang energi protein
v     Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga untuk mengatasi masalah kurang energi protein
v     Diskusikan dengan keluarga tentang konsekuensi untuk melakukan tindakan dalam mengatasi masalah kurang energi protein dan akibatnya terhadap pertumbuhan
3)      Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita kurang energi protein
Intervensi :
v     Ajarkan pada keluarga cara perawatan bagi kurang energi protein
v     Gunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah untuk membantu perawatan penderita kurang energi protein
b.      Masalah kesehatan 2 : Resiko terjadi infeksi
Tujuan umum : infeksi tidak terjadi
Tujuan khusus :
1)      Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala infeksi
Intervensi :
v     Berikan informasi tentang proses terjadinya infeksi, tanda dan gejala infeksi
v     Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
v     Dorong sikap emosi yang sehat dalam menghadapi masalah terjadinya infeksi
2)      Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mencegah terjadinya infeksi
Intervensi :
v     Identifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tindakann untuk mengatasi resiko tinggi infeksi
v     Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga untuk mencegah terjadinya infeksi
v     Diskusikan dengan keluarga tentang konsekuensi untuk melakukan tindakan dalam mencegah terjadinya infeksi
3)      Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami resiko terjadi infeksi
Intervensi :
v     Ajarkan pada keluarga cara perawatan untuk mencegah infeksi
v     Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah untuk mencegah terjadinya infeksi
4)      Keluarga mampu memelihara lingkungan yang sehat untuk mencegah terjadinya infeksi
Intervensi :
v     Temukan sumber-sumber yang dapat di gunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
v     Lakukanperubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin untuk mencegah terjadinya infeksi
5)      Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Intervensi :
v     Gunakan fasilitas kesehatan yang ada
v     Bantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
v     Jelaskan fungsi masing-masing fasilitas kesehatan yang ada.

5.      Fokus Intervensi Keperawatan Individu
a.       Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan (Dongoes, 2000)
Tujuan umum : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi :
v     Kaji status nutrisi secara kontinyu
v     Timbang berat badan secara kontinyu
v     Sajikan makanan dalam bentuk menarik dan kondisi hangat
v     Bari makan sedikit tapi sering
v     Kaji kemampuan mengunyah dan menelan
v     Tekankan pentingnya nutrisi
b.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan sistem immun (Dongoes, 2000)
Intervensi :
v     Cuci tangan sebelum makan
v     Observasi TTV
v     Batasi penggunaan alat/prosedur invasif jika memungkinkan
c.       Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan cadangan energi (Dongoes, 2000)
Tujuan umum : aktivitas kembali normal
Intervensi :
v   Observasi ketidakmampuan untuk berpatisipasi dalam aktivitas sehari-hari
v   Ciptakan lingkunngan yang tenang selama istirahat
v   Berikan makanan yang bergizi
v   Implementasikan teknik penghematan energi












DAFTAR PUSTAKA

Allen, 1998, “ Memahami Proses Keperawatan “, EGC, Jakarta

Berhhham, 1999,” Ilmu Keperawatan Anak Nelson “, Edisi 15 Volume I, EGC, Jakarta

Carpenito, 1999, “ Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan “, Edisi 2, EGC, Jakarta

Doenges. Marilyne E. Alice C. Dkk, 2002, “ Rencana Asuhan Keperawatan “, Edisi 2, EGC, Jakarta

Dep. Kes. RI, 2000, “ Pedoman Tata Laksana KEP Pada Anak Di Puskesmas dan Rumah Tangga “, Edisi Revisi, Jakarta

Effendi Nasrul, 1998, “ Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat “, EGC, Jakarta

Friedman. Marilyn M, 1998, “ Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek “, Edisi 3. Alih Bahasa; Ina Debora AL dan Drs. Yoakin Asy, EGC, Jakarta

Lab UPF, 1994, “ Pedoman Diagnosis Anak Dan Terapi ”, RSUD Dr. Sutomo, Surabaya

Naziruddin, 1998, “ Perawatan Anak ”, EGC, FKPP-SPK se-jawa Barat, Bandung

Ngastiyah, 1997, “ Perawatan Anak Sakit ”, EGC, Jakarta

Suparisa. Dewa Nyoman, 2002. “ Penilaian Status Gizi ”, EGC, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar